Peneliti telah membuat
terobosan baru dengan menemukan bahwa tubuh ternyata bisa menghancurkan sel
kanker tanpa bantuan obat. Mereka menemukan sebuah molekul yang bisa
mengaktifkan protein penyerang kanker dalam tubuh.
Protein TC10 digunakan untuk
mengaktifkan gen TRAIL (TNF-related apoptosis-inducing ligand) yang bisa menekan
pertumbuhan tumor dengan bantuan sistem kekebalan tubuh. Sistem kekebalan tubuh
bertugas mencari sel kanker yang ada dalam tubuh.
Apoptosis DU145 cells mosaic
Dalam bidang biologi sel,
TRAIL adalah protein yang berfungsi sebagai ligan yang menginduksi proses
kematian sel yang disebut apoptosis, yaitu mekanisme biologi yang merupakan
salah satu jenis kematian sel terprogram.
Apoptosis digunakan oleh
organisme multisel untuk membuang sel yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh.
Sedangkan ligan di dalam ilmu
biokimia dan farmakologi, adalah zat (biasanya molekul kecil), yang membentuk
kompleks kimiawi dengan biomolekul untuk melayani tujuan secara biologis.
Dalam arti sempit, adalah
sinyal pemicu molekul, yang mengikat pada protein yang telah ditargetkan.
TRAIL sendiri sebenarnya
telah digunakan dalam kinerja sistem kekebalan tubuh, sehingga tidak akan
beracun untuk tubuh seperti kemoterapi ataupun radioterapi.
Sedangkan protein TC10
adalah protein yang sangat kecil (dengan ukuran ~21 kDa) yang memberikan sinyal
kepada G-protein (guanine nucleotide-binding proteins) adalah keluarga protein
yang terlibat dalam transmisi sinyal dari berbagai rangsangan yang berbeda dari
luar sel ke dalam sel.
G-protein tersebut akan
memberikan sinyal khususnya kepada GTPase, yang merupakan anggota dari keluarga
Rho dari GTPases. GTPase adalah keluarga besar enzim hidrolase (hydrolase
enzymes) yang dapat mengikat dan menghidrolisis guanosine triphosphate (GTP). GTP
mengikat dan hidrolisis berlangsung pada domain-G domain yang sangat umum untuk
semua GTPase.
TC10 proteinSelain itu, TC10
yang berukuran kecil akan lebih efektif dalam proses penemuan sel kanker karena
bisa melewati halangan pada otak yang memisahkan sistem sirkulasi dan otak.
Penghalang ini biasanya mencegah obat kanker untuk masuk ke otak sehingga
membuat pengobatan kanker otak menjadi terhambat.
“Kami sama sekali tak
menyangka bahwa molekul ini bisa mengobati kanker otak, ini kejutan,” ungkap
ketua peneliti Wafil El-Deiry dari Pennsylvania State University, seperti
dilansir oleh Daily Mail (08/02/13).
Meski penelitian ini baru
berhasil diujikan pada tikus laboratorium, namun El Deiry percaya diri
pendekatan ini bisa berhasil untuk manusia.
Saat ini peneliti berusaha
mengembangkan cara ini agar bisa digunakan pada manusia dalam bentuk terapi
kanker yang efektif dan selektif. Jika berhasil, di masa depan bisa jadi pasien
kanker tak memerlukan obat untuk menyembuhkan mereka.
Dari berbagai sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar